Tak usah khawatir berbelanja di Arab Saudi. Pakai saja Jokowi kalau Riyal tak tersedia.Tak usah khawatir berbelanja di Arab Saudi ketika Anda berhaji atau umroh. Pakai saja uang Jokowi kalau Riyal tak tersedia.
Di Mekkah kami ditempatkan di hotel di Sektor 4, wilayah Sisyah. Sekitar 4 kilometer dari Masjidil Harom.
Selain jemaah asal Indonesia, di sektor ini juga ditempatkan jemaah haji asal Afrika.
Pada puncak haji, wilayah Sisyah sangat ramai. Hotel hotel penuh.
Situasi ini dimanfaatkan pedagang menggelar lapak. Menjadi pesaing toko-toko yang ada di hampir sedut Kota Mekkah.
Pedagang dadakan ini menggelar lapak di depan hotel. Mulai selepas subuh sampai sekitar jam 9, sebelum matahari betul betul naik.
Pemandangan ini rata di setiap hotel yang ada di kawasan, khususnya hotel yang diisi jemaah haji asal Indonesia.
Barang dijajajakan beragam: pakaian muslim serta aneka pernak perniknya, parfum, serta makanan. Mulai dari makanan ringan hingga makanan berat.
Termasuk makanan khas Indonesia. Mulai dari aneka lauk khas Indonesia, hingga makanan ringan semisal ontong, soto, atau gorengan semisal bakwan.
Makanan khas Indonesia ini umumnya dijual oleh pedagang yang merupakan warga Indonesia yang sudah lama menetap di sana.
Di sekitar hotel juga terdapat banyak toko menjajakan berbagai keperluan saat berada di tanah suci atau untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh.
Tidak usah khawatir berbelanja. Para pedagang di Mekkah – termasuk di Madinah – sebagian besar bisa berbahasa Indonesia. Jadi para jemaah haji – termasuk umroh – akan sangat mudah bertransaksi.
Bahkan, Salah satu toko yang saya jumpai di wilayah Syisyah memasang pengeras suara berbahasa Indonesia untuk menarik pelanggan.
Sepertinya pedagang di Mekkah dan Madinah menjadikan jemaah Indonesia sebagai pelanggan spesial.
Ada beberapa alasan yang saya dengar mengapa itu terjadi.
Pertama, jemaah haji Indonesia merupakan jemaah haji terbanyak. Pada musim haji 1444 H atau tahun 2023 l, jemaah haji Indonesia berjumlah 221 ribu orang, terdiri atas 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus.
Alasan berikutnya, jemaah haji Indonesia disebut memiliki kegemaran berbelanja.
“Rata-rata belanja sampai satu juta (rupiah) setiap orang,” demikian kata salah seorang pedagang Arab yang saya temui.
Dan atas kondisi ini, pedagang di Arab betul-betul memanjakan jemaah haji atau umroh Indonesia.
Jemaah asal Indonesia diberi pilihan menggunakan mata uang: memakai Riyals atau Rupiah.
Hanya saja, sebutan rupiah tidak berlaku ketika Anda bertransaksi. Mereka menganti Rupiah dengan Jokowi yang tak lain Presiden RI saat ini.
Semisal 50 ribu Jokowi, 100 ribu Jokowi.
Tidak tahu apa sebutan setelah Jokowi tak presiden lagi.
Penulis / Editor: Andri