Feature

Di Mekkah, Mencuci di Waktu Malam Terasa Lebih Menyenangkan

Catatan Ibadah Haji 2023 (6)

Antrean di ruang mencuci pakaian di salah satu hotel tempat jemaah haji menginap di Kota Mekkah, Arab Saudi. Saat puncak haji, ruang mencuci biasanya akan sesak oleh antrean jemaah. (Foto: Andri)

Dalam pelaksanaan ibadah haji, antrean di ruang tempat mencuci pakaian cukup panjang. Lebih nenyenangkan mencuci di waktu malam.

Setiap hotel tempat jemaah haji ditempatkan selama di Kota Mekkah dapat dipastikan memiliki ruang mencuci pakaian.

Di tempat kami ditempatkan di sektor 4 wilayah Syisyah Kota Mekkah, pengelola hotel menyediakan ruang khusus untuk mencuci.

Satu lantai empat hotel dikhususkan untuk mencuci sekaligus menjemur pakaian.

Kondisi ini tidak selalu sama. Di hotel lain, fasilitas ruang mencuci ada yang saya jumpai berada di lantai atas. Di ruang terbuka. Saya memperkirakan kondisi itu akan terasa menyengat meski ada atap yang melindungi.

Pada pertengahan tahun, udara di Mekkah memang sedang menyengat. Suhu mencapai 43-45 derajat celcius. Dalam kondisi ini, pakaian yang dicuci akan cepat kering.

Di dalam bangunan hotel saja, pakaian yang dikeringkan di mesin cuci sudah bisa diangkat tiga-empat jam kemudian. Itu sudah sangat-sangat kering.

Apalagi kalau dijemur di bawah matahari langsung di lantai atas. Terik matahari ditambah hembusan angin kencang akan mengeringkan pakaian dalam waktu singkat.

Jemaah haji memanfaatkan atap hotel untuk menjemur pakaian. Seperti pemandangan di salah satu hotel di kawasan Syisyah Kota Mekkah ini. (Foto: Andri)

Pengelola di hotel tempat kami menginap menyediakan banyak mesin cuci. Saya lupa jumlah pastinya. Tapi lebih 25 unit.

Mesin cuci itu dibagi di dua tempat. Ini supaya menghindari penumpukan. Antrean di mesin cuci cukup panjang. Khususnya ketika pagi sampai sore hari.

 

Hotel 15 Lantai Penuh Terisi Jemaah Haji

Antrean di ruang cuci pakaian tak dapat terelakkan. Terlebih pada puncak haji, ketika belum ada jemaah haji yang kembali ke tanah air.

Dalam kondisi ini, semua kamar hotel 15 lantai yang kami tempati penuh terisi.

Penghuni kamar hotel jumlahnya beragam. Rata-rata empat hingga lima orang per kamar.

Sangat sedikit kamar dihuni oleh 2 atau tiga jemaah.

Kondisi inilah yang mengakibatkan ruang cuci pakaian nyaris tak pernah sepi.

Terlebih sepulangnya melaksanakan rangkaian ibadah di Arofah-Muzdalifah-Mina. Tak hanya mengantre hingga berjam-jam, untuk menjemur pakaian pun sulit.

Suasana Salah satu lantai hotel tempat jemaah haji menginap di Mekkah dimanfaatkan untuk menjemur pakaian. (Foto: Andri)

Pakaian kotor menumpuk setelah empat hari meninggalkan hotel. Selain itu, persediaan pakaian bersih juga sudah sedikit. Umumnya karena setiap jemaah memang membawa pakaian dengan jumlah seadanya.

Jemaah haji biasanya sudah membekali diri dengan perlengkapan mencuci dan menjemur. Mulai dari datergen, hanger baju, hingga tali jemuran.

Jemaah sepandai-pandainya mengatur di mana mengikat tali untuk digunakan menjemur pakaian.

Tapi tak jarang jemaah yang sudah tidak kebagian tempat. Khususnya jemaah kloter akhir. Nyaris semua tempat menjemur telah dipenuhi tali.

Tidak sedikit jemaah yang kemudian memasang tali jemuran di kamar, atau di atap hotel.

Ruang kamar pun tak luput dijadikan jemaah haji untuk menjemur pakaian. (Foto: Andri)

Tapi tak soal juga memanfaatkan tali jemuran yang sedang tidak dipakai. Semua jemaah akan memaklumi. Tidak ada istilah ini punya saya atau itu punya kamu. Khusus menjemur pakaian, semua jemaah sepertinya sadar prinsip ini.

Kembali ke ruang cuci, biasanya antrean akan penuhi dari pagi hingga sore hari. Terkadang ruang mencuci juga sesak pada malam hari.

Daripada mengantre hingga berjam-jam, saya memilih waktu mendekati tengah malam. Di waktu ini, mencuci sangat tenang. Tak ada antrean.

Selain itu, tempat jemuran juga senggang. Sebagian besar jemaah biasanya mengangkat jemuran setelah isya.

Cerita soal mencuci pakaian ini hanya berlaku di kota Mekkah. Karena di Madinah, hotel tempat menginap tidak menyediakan tempat mencuci. Atau mungkin bisa dikatakan hanya hotel tertentu. Jadi pandai-pandailah mengenakan pakaian untuk menghindari upah laundry yang harganya selangit.(Bersambung)

Penulis/Editor: Andri

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close