
Bintan, (MR)– Gizi buruk atau yang dikenal sebagai kwashiorkor dalam dunia medis, merupakan salah satu bentuk malnutrisi. Pada dasarnya kwashiorkor bisa diartikan sebagai kondisi dimana seseorang kekurangan asupan yang mengandung energi dan protein.
Gizi buruk umumnya terjadi pada anak usia dibawah lima tahun (Balita), namun di Bintan, Kepri, seorang remaja ditemukan mengalami gizi buruk diusianya yang telah menginjak 12 tahun. Remaja bernama Tri Darma, yang merupakan anak pasangan Zaini dan Nurhayati, warga kampung Beringin, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur tersebut, kini terbaring lemas disalah satu ruanagan di RSUD Bintan. denga sejumlah peralatan medis yang menempel di tubuhnya.
Melihat kondisi tubuhnya, remaja berjenis kelamin wanita tersebut pun tidak seperti remaja seusianya, bobot badan Tri hanya seberat 5 kg, dengan tinggi badan kurang dari 1 meter. Hanya tulang yang terbungkus kulit dan nyaris tanpa otot kesan pertama melihat tangan dan kaki remaja tersebut.
Tri menjalani perawatan di RSUD Bintan Sejak tanggal 5 Agustus 2019 lalu. Tri dibawa ke RSUD oleh orang tuanya, setelah mengalami beberapa kali muntah dan tidak mau menerima asupan makanan.
“Saya membawanya ke rumah sakit, karena dia ( Tri), muntah-muntah, dan mengeluarkan lendir, dia juga tidak mau makan sejak mengalami muntah” ujar Nurhayati, ibunda Tri yang ditemui di kamar perawatan RSUD Bintan.
Menurut Nurhayati, Gizi buruk yang diderita anaknya tersebut terjadi saat usinya memasuki 2 tahun. saat itu Tri yang lahir pada tahun 2007, sempat mengalami deman panas, dan sulit untuk menerima asupan makan yang diberikan.
“Lahirnya normal, sayapun tak tau, waktu umurnya setahun lebih, mau masuk dua tahun, Dia susah makan, sampailah sekarang” ujar nurhayati.
Sulitnya remaja 12 tahun tersebut menerima asupan makanan sejak di usia balita, berdampak pada tumbuh kembangnya. Diusianya sekarang, Tri hanya bisa duduk dan berbaring, selain itu Tri juga tidak bisa berbicara.
Menurut Drg Toni, Humas RSUD Bintan yang ditemui usai melihat kondisi Tri di ruang perawatan mengatakan, sejak dirawat hingga saat ini, perkembangannya naik turun, sementara upaya untuk menaikan berat badanya hanya menngalami peningakatan sangat sedikit.
“Sejak masuk rumah sakit sekitar tiga minggu lalu, berat badannya hanya mengalamii kenaikan sekitar 3 Ons, secara medis perkembangan tersebut sangat lambat” kata Drg Toni.
Drg Toni menambahkan, dari hasil diagnosa rumah sakit, Tri mengalami komplikasi penyakit, komplikasi penyakit tersebut diduga menjadi penyebab kondisi tubuh Tri yang seharusnya tumbuh normal menjadi seperti mengalami gizi buruk.
“Penyakitnya komplikasi, organ-organnya banyak mengalami gangguan fungsi. Jantungnya, ginjalnya, pangkreasnya ada gangguan semua, jadi lumayan komplit” tambah Drg Toni.
Pihak RSUD Bintan belum bisa memastikan sampai kapan Tri akan menjalani perawatan di rumah sakit. Namun pihak RSUD berjanji akan berusaha semaksimal mungkin memberikan pelayanan terbaik yang ada di RSUD Bintan. Red






