Baznas Tanggapi Aksi Demonstrasi, Standar Beasiswa Rp2,5 Juta 

Tanjungpinang, MR – Wakil Ketua I Baznas Kepri, Fauzi menanggapi unjuk rasa mahasiswa tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) yang menduga adanya pemangkasan beasiswa.

Menurut Fauzi, Baznas memiliki standard maksimal dalam menyalurkan beasiswa kepada penerima. Standard itu senilai Rp2,5 juta per orang.

Baznas Kepri diaebut tidak bisa menyanggupi jika Uang Kuliah Tunggal (UKT) kampus di atas standar itu.

“Jika UKT dibawah Rp2,5 juta, Baznas bisa memberikan. Jadi setiap kampus berbeda-beda, bervariasi. Beasiswanya juga kita langsung membayarkan ke kampus,” terangnya, Senin (16/10/2023).

Misalnya, UKT mahasiswa senilai Rp1,5 juta, maka nilai beasiswa yang diterima sesuai dengan UKT tempat mahasiswa kuliah. Beasiswa ini akan berjalan selama delapan semester.

Jika mahasiswa tidak menyelesaikan kuliah selama delapan semester, maka Baznas Kepri tidak menanggung UKT lagi.

“Bukan dipatok 5 juta, sesuai dengan standard kampus. Berbeda beda, tetap kita punya standard, diatas 2,5 juta baznas tidak sanggup,” ungkapnya.

Fauzi menerangkan, saat ini jumlah penerima beasiswa Baznas Kepri sekitar 200 orang. Angka itu akan terus berubah setiap tahunnya.

Selain itu, kata dia penerima beasiswa juga harus berprestasi, perilaku baik, serta merupakan warga ekonomi lemah, atau kurang mampu.

“Mereka (mahasiswa) sebagai garda terdepan, sebagai perpanjangan tangan Baznas untuk mengajak masyarakat berzakat,” pungkasnya.

Menanggapi aksi demonstrasi mahasiswa GMII di Kantor Gubernur Kepri, Fauzi menilai mahasiswa yang melakukan demo tersebut ingin memiliki kepuasan yang lebih.

“Menurut saya mereka paham, mungkin tingkat kepuasan lebih lagi, pemahaman lebih lagi,” pungkasnya.

Sebelumya, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Islam Indonesia (GMII) Tanjungpinang ini sempat melakukan aksi unjuk rasa, di Kantor Gubernur Kepri, Senin (16/10/2023).

Mereka mempertanyakan soal nilai beasiswa yang diterima mahasiswa. Seharusnya, mahasiswa menerima Rp5 juta per orang, namun yang disalurkan hanya Rp2 juta. (*)

Penulis: M Ismail

Editor: Andri