Kemenparekraf Dorong Keselamatan Pendakian dan Wisata Petualangan Melalui IMMS 2024

Nasional, Wisata553 Dilihat

Jakarta, mejaredaksi – Keselamatan dalam pendakian gunung kini menjadi perhatian utama, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap wisata petualangan.

Untuk itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung penguatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat melalui gerakan “Indonesia Wilderness Medicine Society,” yang lahir dari kegiatan Indonesia Mountain Medicine Summit (IMMS) 2024.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Vinsensius Jemadu, menyatakan bahwa acara ini menjadi langkah strategis untuk menjembatani dunia pendakian dan ilmu kedokteran.

“Acara ini menjadi jembatan antara dunia pendakian dengan ilmu kedokteran untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keselamatan pendakian dan penanganan kecelakaan dalam aktivitas wisata berbasis risiko,” ungkap Vinsensius, Jumat (29/11/2024).

IMMS 2024, yang digelar pada 23-24 November di Jakarta, merupakan seminar pertama di Indonesia yang membahas kedokteran dan keselamatan pendakian gunung.

Acara ini menghadirkan para ahli di bidang kesehatan dan pendakian untuk berbagi wawasan dengan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk dokter, pendaki, dan pecinta alam.

Direktur Wisata Minat Khusus, Itok Parikesit, menyoroti antusiasme peserta dalam edisi sebelumnya sebagai alasan penting untuk menjadikan IMMS acara rutin.

“Kegiatan ini perlu dilakukan rutin agar pengelola dan pegiat wisata minat khusus pendakian gunung memiliki keterampilan penanganan masalah medis yang baik,” ujar Itok.

Kegiatan ini dipimpin oleh dr. Reyner, Founder Dokter Pendaki, yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas profesi untuk menciptakan aktivitas pendakian yang aman.

“Gerakan positif ini tidak hanya berhenti dalam acara ini, tetapi para pihak atau peserta yang hadir dapat berbagi dan menyebarkan ilmu di komunitas masing-masing,” kata dr. Reyner.

Dibagi menjadi workshop dan simposium, IMMS 2024 menarik ratusan peserta, baik secara daring maupun luring, dengan rentang usia 15 hingga 72 tahun.

Acara ini diakhiri dengan penguatan komitmen bersama untuk menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya keselamatan dalam wisata pendakian.(Kemenparekraf.go.id)

Editor: Panca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *