Tanjungpinang Catat Deflasi Terdalam di Sumatera, Ini Penyebabnya

Tanjungpinang, mejaredaksi – Kota Tanjungpinang mencatat deflasi sebesar -1,57 persen secara bulanan (month-to-month) pada Januari 2025, menjadikannya kota dengan tingkat deflasi terdalam di Pulau Sumatera dari total 26 kota yang mengalami deflasi. Data ini diungkapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tanjungpinang, Teguh Susanto, menjelaskan bahwa deflasi tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga beberapa komoditas utama yang memengaruhi Indeks Harga Konsumen (IHK) di Tanjungpinang.

“Penurunan terbesar terjadi pada tarif listrik yang menyumbang deflasi sebesar -2,06 persen, disusul oleh harga kangkung -0,07 persen, bayam -0,05 persen, dan transportasi udara -0,04 persen,” ujar Teguh, Selasa (4/2/2025).

Secara tahunan (year-on-year), Tanjungpinang juga mengalami deflasi sebesar -0,44 persen dengan IHK tercatat di angka 104,07. Teguh menilai tren ini dipicu oleh penurunan daya beli masyarakat serta efektivitas pengendalian harga yang dilakukan pemerintah.

“Kami tetap memantau kondisi ini agar tidak memengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat secara signifikan,” tambah Teguh.

Beberapa komoditas lain yang turut menyumbang deflasi di antaranya sayuran hijau seperti sawi (-0,05 persen) dan emas perhiasan (-0,04 persen). Namun, beberapa komoditas seperti cabai merah (0,39 persen) dan cabai rawit (0,20 persen) masih memberikan tekanan inflasi.

Secara nasional, Tanjungpinang menempati peringkat ke-13 dari 129 kota yang dipantau dalam IHK. Menghadapi fluktuasi harga ini, Pemko Tanjungpinang terus berupaya menjaga stabilitas harga dengan menggandeng Satgas Pangan dan pemangku kepentingan lainnya.

“Kami akan intensif memantau harga dan meningkatkan komunikasi dengan pelaku pasar demi menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok,” tutup Teguh.

Editor: Andri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *