
Batam, mejaredaksi – Seorang nelayan asal Batam, Muchammad Johari (33), hilang setelah terjatuh dari kapal cepat di perairan perbatasan Batam-Singapura. Hingga Senin, (2/9/2024) pukul 18.00 WIB, pencarian korban masih belum membuahkan hasil.
Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang meyampaikan, laporan peristiwa kecelakaan pertama kali diperoleh dari Kapolsek Belakang Padang, Batam pada (31/8/2024).
“Korban terjatuh saat kapal yang dikendarai korban untuk melaut ditabrak oleh kapal lain,” ujar Ardila, Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Tanjungpinang dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/9/2024).
Ardila menambahkan, sejak peristiwa kecelakaan tersebut pihak keluarga juga telah melakukan pencarian korban.
“Para saksi dan keluarga korban mencoba mencari korban, namun hingga saat ini korban tak kunjung ditemukan,” tambahnya.
Operasi pencarian melibatkan berbagai unsur SAR dengan melakukan penyisiran di beberapa lokasi, seperti Perairan Pulau Kapal Besar, Pulau Kujam, dan Pulau Kasu.
Tim SAR yang terlibat terdiri dari KAN SAR TPI, Pos SAR Batam, Polair Polda Kepri, Bakamla, Polair Polresta Barelang, Bea Cukai, HNSI (Nelayan), serta dukungan dari keluarga korban dan POCC Singapura.
Aksi pencarian juga melibatkan dua kapal patroli dari Marine Police (MPA) Singapura.
Hingga pukul 18:00 WIB, hasil pencarian tetap nihil. Pencarian akan dilanjutkan pada Selasa, 3 September 2024, pukul 07:30 WIB.
Peralatan yang digunakan dalam operasi ini termasuk 1 unit RIB 03 Batam, 2 unit Rescue Car Type II, dan 1 set Aquaeye. Tim SAR terus berkoordinasi dan mempersiapkan strategi lanjutan untuk operasi hari berikutnya.
Penulis/Editor: Panca






