Bintan, mejaredaksi – Air laut di Salat Bintan, Desa Pengujan Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri dicemari oleh limbah. Limbah itu, diduga berasal dari tambak udang yang berada di dekat pesisir desa tersebut.
Kondisi ini, membuat para nelayan sekitar menjerit. Kenapa tidak, sejak adanya tambak udang, air laut di desa tersebut mengeruh dan berbau.
Air laut yang berwarna coklat kehitaman itu, menghambat para nelayan kecil, untuk mendapatkan tangkapan berupa ikan, udang, dan hewan laut lainnya.
“Airnya sangat keruh, kami ini nelayan pesisir dan cari udang, ketam gonggong yang di laut ini. Kalau keruh, bagaimana kita bisa nangkap,” kata Abdul Razak, satu diantara nelayan Desa Pengujan, Selasa (30/4).
Sebagai nelayan pesisir, Abdul tidak tahan melihat kondisi laut tempat ia mencari nafkah dicemari. Pasalnya, omset pendapatan saat ini sangat menurun drastis.
Sebelum tercemar, Rp.20 ribu dalam sehari bisa diperoleh Abdul dari penjualan hasil tangkap di laut Desa Pengujan. Namun sekarang, mendapatkan Rp.5 ribu per hari juga terbilang sulit.
“Sebelumnya stabil, kita kan cuma nelayan kecil. Biasanya Rp.20 ribu, sekarang Rp.5 ribu pun sulit,” tambahnya.
Abdul mengatakan, setidaknya ada empat tambak udang yang ada di kawasan pesisir Desa Pengujan. Dua diantaranya sudah beroperasi, sementara sisanya dalam proses pembangunan.
Ia berharap, semua tambak udang tersebut dapat dihentikan pengoperasiannya. Sebab, limbah yang mencemari laut Salat Bintan di Desa Pengujan itu berasal dari tambak udang.
“Pencemarannya itu dari hasil pembuangan limbah tambak udang. Jadi airnya warna hitam dan gatal. Bahkan, ikan yang di dalam keramba kita juga mati. Harapan kita, ya tambak udangnya ditutup,” sebut Abdul.
Abdul menerangkan, ia bersama nelayan lainnya telah melaporkan kondisi ini ke Kepala Desa setempat. Namun, laporan itu seakan dibiarkan.
Menurutnya, pemilik tambak udang diduga memangkas dan menimbun pohon bakau, untuk dijadikan tempat tambak udang.
“Kami warga merasa dirugikan. Kami dianjurkan Pemerintah untuk menanam bakau kembali, kami laksanakan. Sementara pihak lain, main garap aja,” pungkasnya.
Penulis: Ismail
Editor: Syaiful