Cukup Tunjukkan Program, Tim Sayang Kepri Tak Niat Laporkan Fitnah dan Black Campaign

Tanjungpinang, Mejaredaksi – Tim Ansar-Nyanyang (Sayang Kepri) tidak berniat melaporkan fitnah dan kampanye hitam (black campaign) ditujukan kepada Ansar.

“Terhadap segala macam caci maki, bully (perundungan), black campaign, kita semaksimal mungkin menjelaskan kepada publik apa yang menjadi program Pak Ansar,” ungkap Ade Angga, Ketua Tim Pemenangan Sayang Kepri di Tanjungpinang, Minggu (10/11/2024) pagi.

Keputusan tidak melaporkan segala bentuk fitnah, perundungan, serta kampanye hitam – baik di media sosial maupun lewat pesan berantai – kepada pasangan Sayang ini disebut Ade berdasarkan arahan Ansar Ahmad.

“Setelah berdisksui, Pak Ansar meminta agar dijelaskan saja terhadap segala tuduhan. Sabar saja. Jadikan ini sebagai cambuk untuk lebih semangat bergerak, buktikan kepada mereka kita tidak gentar sedikitpun terhadap bully dan kampanye hitam di media sosial,” papar politisi Golkar yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Tanjungpinang ini.

Ade Angga mengingatkan kepada seluruh Tim Pemenangan Sayang Kepri untuk tetap semangat, menjaga persatuan dan kesatuan dan berjuang sampai 27 November 2024.

“Yang terpenting adalah bagaimana menjaga dan menghadirkan Pilkada yang riang gembira. Kita tampilkan pengalaman-pengalaman Ansar-Nyanyang, tunjukkan prestasi-prestasi pemerintah di bawah kepemimpinan Pak Ansar Ahmad,” tambahnya.

Ade juga mengaku telah menginstruksikan kepada tim pemenangan dan relawan tidak membalas fitnah, perundungan, dan kampanye hitam dengan tindakan serupa maupun serangan personal.

“Netizen itu sudah cukup cerdas menilai. sudah bisa memilih dan memilah mana yang baik dan benar.
Ketika difitnah, melakukan black campaign, masyarakat justru tidak simpatik,” pungkasnya.

Strong Voters Ansar Sangat Tinggi

Dalam kesempatan ini juga, Ade Angga menjelaskan, dalam berbagai data yang dimiliki, pemilih garis keras (strong voters) Ansar Ahmad sangat tinggi.

Strong voters Pak Ansar sangat tinggi sekali. Makanya kita tidak khawatir dengan adanya fitnah, black campaign, cacian, dan lain lain. Tinggal bagaimana kita menjelaskan kepada ke publik, dan mengklarifikasinya,” tutup Ade. (*)

Editor: Andri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *