Fokus Ansar Ahmad Melaksanakan Penataan Kawasan Ibukota

Politik297 Dilihat

Tanjungpinang, mejaredaksi – Tak hanya program kerakyatan, kepemimpinan di periode pertamanya Ansar Ahmad juga melaksanakan berbagai pembangunan fisik, termasuk Tanjungpinang sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.

Sejumlah pembanguan fisik dilaksanakan Pemprov Kepri di masa kepemimpinan Ansar Ahmad di antaranya pembangunan jalan layang (fly over) di depan Ramayana, kemudian revitalisasi kawasan Kota Lama, konektivitas Pelantar 1 dan Pelantar 2, penataan jalan Bandara Raja Haji Fisabilillah, dan penataan kawasan Tepi Laut.

Di masa kepemimpinan Ansar juga melakukan banyak penataan kawasan Pulau Penyengat yang menjadi ikon kebanggaan Tanjungpinang dan Kepulauan Riau.

Ansar, di Tanjungpinang, Kamis (14/11/2024) mengatakan, pembangunan fisik di kawasan Tanjungpinang tidak terlepas dari upaya meningkatkan performa Tanjungpinang sebagai ibukota provinsi.

Pembangunan fisik di Tanjungpinang dia sebut tidak hanya sebatas upaya merubah wajah ibukota, tetapi diyakini akan memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat serta peningkatan kenyamanan kawasan perkotaan.

“Misalnya revitalisasi kawasan Kota Lama,” ujar Ansar.

Revitalisasi kawasan Kota Lama dia jelaskan menjadi bagian rencana mengintegrasikan kawasan wisata di Kota Tanjungpinang. Menghubungkan wajah ibukota ini dengan kawasan sekitarnya: dengan Pulau Penyengat, Akau Potong Lembu, kawasan Pelantar 1 dan 2, serta Pulau Penyengat.

“Integrasi ini tentunya akan memberikan banyak pilihan bagi wisatawan ketika berkunjung ke Tanjungpinang. Integrasi itu ibaratnya memberikan banyak menu kepada pengunjung,” sebut Ansar.

Demikian pula fly over. Dibangunnya jalan layang di depan Ramayana ini dikatakan Ansar tidak hanya dilatarbelakangi oleh kenyamanan dan keamanan berlalu lintas.

“Sebelum dibangun, alur lalu lintas di kawasan itu rawan kecelakaan. Sebagaimana diketahui di tempat itu sering terjadi kecelakaan yang bahkan mengakibatkan meninggal dunia,” sebut Ansar.

Namun lebih dari itu, pembangunan fly over tersebut berkaitan dengan performa Tanjungpinang sebagai ibukota.

“Ini tidak hanya dinilai sebatas berapa banyak yang melintas di situ,” kata Ansar.

Jalan layang di Simpang Ramayana ini menjadi akses ke jembatan menuju Pulau Dompak sebagai pusat pemerintahan Provinsi Kepri.

“Tamu-tamu dari luar Tanjungpinang bahkan luar Kepri melintas di situ sehingga memberikan penilaian positif terhadap Kota ini. Aspek seperti ini juga penting dipahami,” pungkas Ansar.

Sama halnya dengan penataan kawasan Jalan Bandara RHF. Tertanya gerbang masuk ke Tanjungpinang lewat jalur udara ini akan memberikan kesan positif kepada tamu yang datang ke kota ini.

“Penataan jalan ini juga memberikan dampak ekonomi yang besar kepada masyarakat. Perputaran uang melalui transaksi di pertokoan hingga pelaku UMKM sebagai tanda penataan kawasan itu bermanfaat dari sisi perekonomian,” sebut Ansar.

Terakhir Ansar menyatakan sayangnya pembanguan oleh Pemprov Kepri tidak bisa hanya dipusatkan di satu wilayah (kabupaten/kota) saja.

“Saya sebagai kepala daerah bisa saja melakasanakan pembangunan di Tanjungpinang jauh lebih pesat dari sekarang,” ujar Ansar.

“Tapi bagaimana dengan kabupaten/kota lain. Dengan anggaran yang terbatas ini kita harus tetap mengedepankan pemerataan. Prinsip adil dan merata itu harus dijalankan,” tutupnya. (*)

Penulis/Editor: Andri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *