Muhammad Sani, pria berusia 73 tahun di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau kembali setelah 10 tahun tak kembali. Kepulangan yang mengharukan karena dia disangka sudah mati.
Suasana haru di ruang tamu sebuah rumah di RT 02 RW 02 Sidomulyo, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Kamis (07/09/2023) sore, seketika pecah.
Isak tangis bersahut. Salah satunya yang terlihat menangis haru adalah Rosnah (66). Tak henti-hentinya dia memeluk Muhammad Sani, mendekat tubuh dan berulang-ulang mencium tangannya.
Demikian pula satu saudara wanita mereka yang lain. Air mata mereka bercucur.
Rasa haru mereka sangat beralasan. Sudah sepuluh tahun Muhammad Sani tak kembali. Pihak keluarga bahkan menyangka Kakek disapa Pak Mok itu sudah mati.
Merantau Usai Menikahi Wanita Asal Bekasi
Tahun 2013, Muhammad Sani yang berdomisi di Kelurahan Baran Barat, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, memutuskan pindah ke Jakarta.
Dia pergi bersama Titin, wanita asal Bekasi yang dia nikahi beberapa tahun sebelumnya.
Komunikasi masih terbilang lancar di tahun pertama ia merantau. Tapi setelah itu, pihak keluarga hilang kontak.
Pak Mok hilang kabar. Tak bisa dihubungi. Juga tak pernah kembali. Berbagai upaya dilakukan untuk menemukan Pak Mo.
Rosnah pernah mengutus anak lelakinya berangkat ke Jakarta untuk mencari. Namun usaha sia-sia. Pak Mo tak kunjung ditemui.
“Saya terus berdoa sama Allah, kalau masih hidup pertemukanlah kami. Saya bahkan doa, kalau abang saya meninggal, tolong hapuskan dosanya, lapangkan kuburnya,” kata Rosnah mengenang.
Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 17.00 WIB, Pak Mo kembali.
“Melihat dia kembali saya menyesal kenapa saya doa seperti itu,” ungkap Rosnah.
Ditemukan Terlunta-lunta di Jalanan
Muhammad Sani ditemukan pertama kali oleh Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Bekasi sekira tiga bulan yang lalu.
Ketika itu ia didapati linglung, terlunta-lunta di jalanan.
Oleh PSM Pak Mo lantas dibawa ke rumah singgah. Kementerian Sosial kemudian memindahkannya ke sentra terpadu Pangudi Luhur Bekasi dua minggu kemudian.
Di sana mental Pak Mo diupayakan dikembalikan.
Untungnya, pihak Kemensos menemukan kertas salinan KTP Pak Mo di pakaiannya.
Pak Mo kemudian dikoordinasikan ke petugas Bhabinkamtibmas Jati Bening. Koordinasi dilanjutkan ke petugas Bhabinkamtibmas Baran Barat.
Kamis (7/9/2023), Pak Mo dipulangkan ke Kepri menggunakan pesawat udara.
Setibanya di Bandara Hang Nadim, Pak Mo dijemput pihak keluarga dan langsung dibawa pulang ke Karimun.
Kondisi Pak Mo yang terbilang renta memaksa Bhabinkamtibmas Baran Barat, Briptu Rino menggendongnya saat naik turun kapal.
Rosnah dan keluarga yang lain sangat senang Pak Mo kembali. Mereka menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kepulangan saudara mereka.
Widya Agustina, Lurah Baran Barat, yang ikut menjemput ke Kota Batam berjanji akan mengurus dokumen-dokumen Pak Mo.
“KTP beliau sudah tidak ada, kami akan membantu penerbitan KTP-nya,” ujar Widya. (*)
Penulis: Putra
Editor: Andri